Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan termasuk dalam jalur yang akan dilalui
MRT rute Lebak Bulus-Bundaran HI. Pelabaran jalan di jalur tersebut
sudah berlangsung dan berjalan lancar tanpa adanya penolakan lagi dari
warga Fatmawati.
Menurut pantauan di sepanjang Jalan Raya
Fatmawati, Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2013), proses pelebaran jalan
dan pembangunan jalan untuk tiang MRT masih berlangsung. Di jalur
tersebut, rencananya akan dibangun jalan dan 6 stasiun layang. Jika
sebelumnya muncul penolakan warga atas proyek pembangunan MRT yang
melalui wilayah mereka, kini penolakan itu tak terlihat. Proses
pelebaran jalan pun berlangsung lancar.
Namun demikian, sejumlah
pedagang kaki lima yang berjualan di kawasan tersebut mengeluh dengan
proyek MRT. Alasannya, proyek tersebut dianggap menghilangkan mata
pencaharian mereka.
Selain tergusurnya PKL, warga Fatmawati bernama
Ernasari (35) menuturkan, pelebaran jalan di jalan ini telah menyebabkan
kemacetan yang cukup parah. Walaupun proyek tersebut dikerjakan dari
pukul 17.00 WIB hingga malam hari, dengan bagian pinggir yang diberi
pembatas, membuat jalan tersebut kerap dilanda kemacetan, khususnya pada
jam sibuk.
Gubernur
DKI Jakarta telah melakukan peletakkan batu pertama (groundbreaking)
proyek Mass Rapid Transit (MRT) tahap I di Dukuh atas untuk rute
Bundarah Hi-Lebak Bulus. Proyek tahap I meliputi pembangunan 6 stasiun
bawah tanah (terowongan) dan 6 stasiun layang (elevated). Jalur MRT ini
dimulai dari Lebak Bulus, melalui Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi,
Blok M, hingga Sisingamangaraja.
Guna mengatasi kemacetan yang sering terjadi di Jalan Raya Ciater,
Serpong, Pemkot Tangerang Selatan (Tangsel) berencana melebarkan jalan
tersebut menjadi empat lajur dari dua lajur yang kini ada. Demikian dikatakan Retno Prawati, Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Kota Tangerang Selatan, Rabu (31/10).
“Kami
sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 46 miliar untuk pembebasan dan
pelebaran Jalan Raya Ciater, Serpong,” ucapnya. Menurut Retno,
pelebaran jalan tersebut akan dilaksanakan awal tahun
2013 mendatang. “Jika tak ada aral melintang, dan pembebasan berjalan
lancar, maka awal 2013 bisa kami laksanakan,” katanya.
Proyek pelebaran jalan itu sendiri, kata Retno, sudah dapat
dilaksanakan karena sebagian tanah sudah dibebaskan. “Sisanya masih
dalam tahap pembebasan lahan,” ujarnya. Menurut Retno, jika sudah dilebarkan menjadi empat lajur, maka total
lebar jalan di Jalan Raya Ciater menjadi 24 meter. “Tidak seperti
sekarang, hanya 12 meter dengan dua lajur. Hal itu menimbulkan kemacetan
jika ada kendaraan yang berhenti,” ucapnya.
Pelebaran akan memakan lahan sepanjang 4,4 kilometer, dengan rincian
2,2 kilometer untuk ruas Jalan Ciater Raya-Pertigaan Maruga, dan 2,2
kilometer untuk ruas Pertigaan Maruga-Pertigaan Jalan Aria Putra. “Kalau sudah empat lajur kami jamin arus lalu lintas akan lancar,
meskipun ada kendaraan yang berhenti. Karena kendaraan bisa saling
mendahului,” ucapnya.
Menurut Retno, dari Pertigaan Maruga akan ada simpang kaki ke arah
Jalan Pamulang 2 sepanjang 145 meter dan tersedia juga jalur sepeda.
Selain itu, drainase di jalan tersebut akan diperbesar menjadi 1,2
meter, dan di atasnya dibangun jalur untuk pejalan kaki.
Tepat di Pertigaan Maruga, kata Retno, juga akan diubah dan dibuat
bundaran. Sebab kondisi yang sekarang, kurang aman bagi pengendara,
karena adanya tanjakan yang curam.
Untuk informasi perumahan baru bersistem cluster di daerah Ciater, klik :
www.new-serpong-estate.blogspot.com
www.serpong-green-park2.blogspot.com