Jumat, 21 Desember 2012
Biaya Yang Harus Dikeluarkan Saat Transaksi Jual-Beli Tanah
Selasa, 27 November 2012
Property Atau Saham?
1. Saham bisa menghasilkan Capital Gain dan juga bisa menghasilkan Cashflow. Property tertentu juga bisa menghasilkan Cashflow selain Capital Gain.
Properti, jika Anda ingin menjaminkan, properti sangat mudah dan cepat.
Untuk mengetahui bisnis property yang juga bisa membuat Anda layaknya pemegang saham, klik disini.
Investasi Paling Menjanjikan di Tahun 2013
Investasi Property Yang Aman dan Menguntungkan
1. Dekat area perkantoran
2. Dekat pabrik atau kawasan industri
3. Sekitar sekolah atau kampus
4. Sekitar pasar
5. Dekat pusat perbelanjaan
6. Dekat perumahan
Cara Tepat dan Menguntungkan Dalam Berinvestasi
Agar Sukses Menjalankan Bisnis Property
- Luangkan waktu untuk mengenal daerah.
Mulai melakukan pencarian dengan cara online dan mencari informasi demografis. Anda dapat dengan cepat mengetahui statistik penduduk, rentang pendapatan dan bahasa yang digunakan. Bahkan jika perlu, Anda datangi langsung daerah tersebut dan mencari informasi langsung di sana serta melakukan interaksi dengan masyarakat sekitar agar Anda tahu bagaimana kondisi lingkungan tersebut. - Cari tahu apakah ada hukum larangan membangun.
Jika ada hukum larangan membangun dan Anda tidak mengetahui hal tersebut, hal ini dapat menjadi hambatan dan Anda terjebak dalam permasalahan yang besar karena Anda sudah menginvestasikan sejumlah uang di daerah tersebut, namun tidak bisa membangun properti. Akhirnya Anda akan mengalami kerugian sebelum menjalankan bisnis properti. - Lihat harga beli masa lalu properti yang dicari.
Perhatikan dan pelajari bagaimana perkembangan ekonomi di daerah tersebut, apakah nilainya akan meningkat atau menurun. Jika kemungkinan besar nilai properti di daerah tersebut akan menurun di masa yang akan datang, lebih baik Anda cari properti di daerah lain yang menjamin nilai jual properti Anda akan melambung tinggi. - Pertimbangkan ukuran properti yang akan dibangun.
Sebelum membangun properti, pertimbangkan bangunan yang akan dibangun agar tidak terlalu besar dan terlalu kecil juga, usahakan ukurannya pas dengan manfaat bagi penyewa atau pembeli nantinya.
Selasa, 20 November 2012
Tips Sukses Mengajukan KPR
Biaya-Biaya Saat Membeli Rumah
- Uang tanda jadi. Umumnya, jumlah uang tanda jadi ini ditentukan pengembang. Anda akan mendapat formulir pemesanan unit dengan jadwal pembayaran tanda jadi dan pelunasan uang muka. Jadwal harus disetujui oleh kedua pihak.
- Uang muka. Pembayaran uang muka dapat diangsur dengan jadwal tertentu. Sebaiknya, pembayaran uang muka ini dilakukan setelah akad kredit Anda disetujui bank. Dengan pengembang, Anda akan menandatangani Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB) di depan notaris. SPJB menyatakan bahwa Anda akan melunasi uang muka setelah akad kredit disetujui bank.
- Biaya notaris untuk mengikat kredit secara hukum.
- Angsuran. Perlu dicatat bahwa angsuran KPR--ditambah angsuran-angsuran lain--jangan sampai lebih dari sepertiga gaji Anda. Anda bisa mencoba simulasi KPR yang ada di samping kanan atas blog ini.
Apa Itu KPR?
KPR merupakan singkatan dari Kredit Pemilikan Rumah, yaitu produk untuk pembiayaan pembelian rumah dengan skema pembiayaan sampai dengan 70% dari harga rumah. Hingga saat ini KPR disediakan oleh perbankan, walaupun sudah ada perusahaan pembiayaan yang menyalurkan pembiayaan dari lembaga sekunder untuk pembiayaan perumahan (housing financing).
- Usia tidak lebih dari 50 tahun ketika mengajukan permohonan KPR.
- Fotokopi KTP pemohon.
- Akta nikah atau cerai.
- Kartu keluarga.
- Surat keterangan WNI (untuk WNI keturunan).
- Dokumen kepemilikan agunan (SHM, IMB, PBB).
- Slip gaji.
- Surat keterangan dari tempat bekerja.
- Buku rekening tabungan yang menampilkan kondisi keuangan 3 bulan terakhir.
- Bukti transaksi keuangan usaha.
- Catatan rekening bank.
- NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
- SIUP
- Surat izin usaha lainnya, seperti Surat Izin Praktik untuk para dokter.
- Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
- pelunasan BPHTB (Bea Peralihan Hak Atas Tanah dan Bangunan) sejumlah 5% dari harga jual properti sebelum pajak,
- asuransi FIDUCIA,
- provisi kredit,
- asuransi unit properti–umumnya ditanggung pengembang, dan
- biaya notaris untuk pengikatan kredit secara hukum.
Tipe-Tipe KPR
KPR dapat membantu meringankan beban biaya pembelian rumah karena orang bisa membayar dengan cara mencicil. Ketika pengajuan KPR disetujui, bank akan memegang hak milik properti sampai pengangsur melunasi kreditnya. Akan tetapi, orang yang mengajukan KPR dapat menggunakan properti tersebut, tak ubahnya membeli secara kontan.
Kini di Indonesia dikenal 3 jenis KPR, yaitu:
- Ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah yang ingin memiliki atau merenovasi rumah.
- Bentuk subsidinya adalah subsidi keringanan kredit atau subsidi tambahan dana perbaikan atau pembangunan rumah.
- Kredit subsidi diatur oleh pemerintah dan tidak setiap orang yang mengajukan permohonan dapat menikmati fasilitas ini.
- Beberapa batasan untuk KPR ini di antaranya penghasilan pemohon dan maksimum kredit diberikan.
- Biasanya suku bunga berdasarkan suku pasar, namun bank swasta mungkin akan menawarkan suku bunga yang sedikit berbeda untuk menarik pemohon.
- Diperuntukkan untuk seluruh masyarakat.
- Jenis properti yang bisa diajukan adalah Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana
- Ketentuan KPR ditetapkan oleh setiap bank. Hal itu termasuk besar kredit dan suku Bunga disesuaikan dengan kebijakan setiap bank.
- Subsidi dalam bentuk suku bunga bersubsidi.
- Bebas PPn (VAT).
- Menggunakan prinsip akad Murabahah (jual-beli)
- Properti yang bisa diajukan adalah rumah, ruko, rukan, rusun, atau apartemen
Jumat, 09 November 2012
Tipe Rumah
Tipe rumah yang ada di Indonesia tampaknya semakin hari semakin beragam. Tentu saja, hal ini terjadi seiring dengan laju pertambahan penduduk dan semakin “berkurangnya” lahan, mau tak mau orang memutar otak untuk dapat menghadirkan tipe rumah yang beragam. Sebenarnya lahan yang ada tidak benar-benar berkurang. Hanya saja jumlahnya relatif tetap, sedangkan jumlah penduduk semakin bertambah. Sehingga lahan yang ada terasa semakin sempit.
Salah satu “pepatah” dalam ilmu ekonomi mengatakan, semakin banyak penawaran maka semakin rendah harga. Dan semakin banyak permintaan, semakin rendah harga. Dan dalam hal ini tidak ada perubahan penawaran akan jumlah tanah, karena jumlahnya relatif tetap. Sebaliknya jumlah permintaan akan tanah semain meningkat karena jumlah penduduk semakin padat. Permintaan yang semakin meningkat ini tentu saja membuat harga tanah atau lahan sebagai tempat berpijaknya bangunan atau rumah menjadi semakin mahal.
Lantas bagaimana dengan keluarga kecil yang baru saja membina keluarga dan ingin belajar bagaimana merasakan hidup sebagai sebuah pasangan? Rumah dengan tipe kecil bisa menjadi solusinya. Tipe 21, 27, 36 dan 45 adalah beberapa tipe rumah yang dapat dikategorikan kecil. Dengan ukuran yang kecil, kita tidak bisa berharap berbagai macam ruangan atau fasilitas tersedia di salamnya. Namun tentu saja fasilitas pokok seperti ruang tidur dan kamar mandi tetap mutlak tersedia. Tipe rumah kecil seperti ini cocok bagi keluarga yang baru saja memulai balajar hidup dan dengan jumlah anggota keluarga yang masih berjumlah sedikit.
Meskipun tipe rumah kecil, tidak menjamin bahwa harganya juga akan kecil. Karena selain harga bangunan, harga tanah juga berpengaruh terhadap harga rumah secara keseluruhan. Dan harga tanah dipengaruhi oleh faktor lokasi dari tanah itu sendiri. Tanah yang terletak di pusat kota tentu lebih mahal daripada tanah di daerah pedesaan. Bahkan jika kita iseng-iseng membandingkan, harga permeter tanah dikota bisa digunakan untuk membeli 5meter tanah atau 5 kali lipat luas tanah di daerah pedesaan atau bahkan lebih dari itu.
Namun kita juga harus memikirkan faktor efisiensi dalam membeli rumah dengan tipe rumah kecil. Efisiensi yang dimaksud disini adalah efisiensi dalam hal lain yang berhubungan dengan misalnya pekerjaan anda. Tipe Rumah didaerah perkotaan mungkin sedikit lebih mahal daripada rumah di daerah pedesaan. Namun apabila jaraknya dari kantor lebih dekat, tentu ini akan menghemat biaya harian yang harus anda keluarkan untuk masalah transportasi. Belum lagi soal perbelanjaan, sarana sosial, sarana ibadah, dll. Seperti yang kita ketahui, fasilitas-fasilitas ini lebih mudah dan lebih banyak kita temukan di kota daripada di daerah pedesaan. Sehingga meskipun harganya lebih mahal tipe rumah kecil di daerah perkotaan tetap bisa masuk dalam pertimbangan atau bahkan masuk dalam kriteria “diperjuangkan”.
Lantas apa saja yang perlu diketahui ketika membaca brosur dari pengembang perumahan? Kaitannya dengan tipe rumah yang sedang kita bahas saat ini, biasanya di dalam brosur perumahan tertulis tipe rumah 36/54. Angka 36 disini berarti adalah luas bangunan dan 54 disini berarti tanahnya seluas 54m2.
Contoh lain adalah rumah dengan tipe 45/90 berarti luas bangunan 45m2 dan luas tanah 90m2. Dalam pemilihan tanah ini kita juga perlu mempertimbangkan aspek pengembangan. Maksudnya adalah apakah dalam masa-masa kedepan kita berencana untuk menambah ruangan atau menambah bangunan dari rumah kita. Dengan sisa tanah yang cukup, tentu saja memudahkan kita untuk berkreasi dan mengembangkan tipe rumah kita.
Kamis, 08 November 2012
Sebaiknya Menggunakan KPR Atau Tidak?
Kendati ada kemudahan menggunakan fasilitas KPR, banyak yang tidak mengetahui estimasi skema pembelian rumah secara kredit. Untuk itu, sebaiknya Anda mempelajari bagaimana perkiraan menghitung KPR.
Berikut merupakan salah satu contoh menghitung KPR, seperti disitat dari blog arsitek Architectaria, Rabu (8/2/2012):
Misal, harga rumah yang akan Anda beli adalah Rp100 juta. Anda akan membelinya melalui kredit KPR dengan bunga bank 10 persen. Kalau uang mukanya sebesar 10 persen (Rp10 juta), berarti sisa utangnya adalah Rp90 juta.
Dengan utang sebesar Rp90 juta kalau diangsur selama 10 tahun dengan bunga 10 persen. Maka, angsuran per bulan sekira Rp1.189.400. Sedangkan total bunga pinjaman adalah Rp52.722.796 dan total utang menjadi sebesar Rp142.722.796.
Perbandingannya, kalau tidak ingin kredit KPR atau ingin menabung selama 10 tahun. Dengan bunga per tahun lima persen, tabungan Anda akan menjadi sekira Rp220 juta.
Dengan asumsi, dalam 10 tahun, harga rumah sudah naik. Anggap saja cuma
naik 50 persen menjadi 150 juta. Bagi yang akan membeli rumah 10 tahun lagi paling tidak akan untung sekira Rp50 juta. Itu kalau rumah yang ditempati selama 10 tahun tidak kontrak. Kalau kontrak, misal per tahun sebesar Rp5 juta selama 10 tahun, dan total menjadi 50 juta.
Hal ini berarti impas, atau sama dengan yang pakai Rumah KPR.
Kesimpulannya, kalau menghasilkan nilai yang sama antara rumah yang dibeli dengan fasilitas KPR dengan yang tidak menggunakan fasilitas KPR, maka lebih menguntungkan jika membeli rumah lewat KPR dengan keuntungannya yaitu kita mendapatkan rumah lebih dahulu.
Dengan mengubah variabel-variabel di atas, kita bisa menentukan mana yang lebih baik antara membeli rumah dengan memanfaatkan fasilitas KPR atau tidak. Coba saja dengan mengubah variabel suku bunga, jangka waktu serta kenaikan harga tanah atau rumah.
Perhitungkan juga lokasi rumah yang akan kita beli. Bisa jadi karena lama menunggu mengumpulkan uang, malah tanah dan rumah yang lokasinya berada di dekat tempat Anda bekerja sudah habis dan harga lokasi yang bagus sudah kelewat mahal.
(dikutip dari Okezone.com)
12 Alasan Mengapa Property Begitu Menguntungkan
Dari sifat propertinya, investasi di bidang ini sangat "menggoda". Apa sajakah faktor yang "menggoda" itu? Mengutip tulisan pengamat properti Panangian Simanungkalit dalam bukunya "Rahasia Menjadi Miliarder Properti", ada 12 sifat properti yang membuat banyak orang memilih investasi ini. Yuk, disimak!
- Properti mengandung unsur keamanan yang kokoh, maka pilihlah secara bijak dan kelola dengan piawai
- Properti tidak akan menghilang
- Bila dipilih secara tepat, properti akan terus menghasilkan uang dari tahun ke tahun walau kondisi bisnis berubah-ubah
- Pemilik properti tidak akan tunduk pada manajemen orang lain
- Penghasilan dari properti yang dipilih secara tepat dipastikan berlanjut, stabil dan diikuti kenaikan nilainya
- Properti tidak likuid, karakter ini telah menghindarkan orang dari kerugian finansial
- Melekat rasa kepemilikan pribadi yang tidak didapati dari jenis investasi lain
- Jumlah properti terbatas, maka melekat fitur monopoli
- Properti memberikan penghasilan besar bila dipugar dan dikelola dengan baik
- Properti akan mengalami kenaikan nilai yang stabil bila diseleksi secara tepat
- Properti memenuhi kebutuhan manusia
- Properti selalu mendorong untuk memiliki tanah sebagai rumah, toko, dan kantor.
Tertarikkah Anda berinvestasi di properti?
(dikutip dari Kompas.com)
Investasi Property Yang Menjanjikan
Sekitar 50,5% masyarakat Indonesia condong membeli properti untuk kegunaan pribadi yaitu untuk tempat tinggal, kemudian sekitar 25,3% membeli properti untuk investasi dengan cara disewakan dan sekitar 24,2% membeli untuk dijual lagi. Berbeda dengan kecenderungan di negara tetangga Malaysia dan Singapura, di kedua negara ini mayoritas pembeli properti adalah untuk sarana investasi.
Demikian hasil survei yang dilansir dari iProperti Group, sebuah perusahaan jasa properti global. Di Malaysia misalnya, 31,1% pembeli properti untuk disewakan dan 28,2% untuk dijual kembali. Di Singapura, masyarakat pembeli properti dengan tujuan investasi lebih besar lagi, yakni 39,7% membeli untuk disewakan dan 26,1% untuk dijual kembali.
"Investasi properti belum menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia, berbeda dengan Singapura atau Hong Kong," ujar Shaun Di Gregorio, Chief Executive Officer (CEO) iProperti Group dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (24/2/2012) kemarin.
Erwin Karya MM, Head of Business Development Ray White Indonesia, sependapat dengan survei ini. Menurut perhitungannya, persentase masyarakat Indonesia yang membeli properti untuk investasi hanya 30%. Maklum, pembeli properti kebanyakan keluarga muda yang membeli rumah untuk pertama kali.
"Atau, keluarga matang yang naik kelas dan membeli rumah yang lebih baik," ujar Erwin.
Menurut dia, investasi properti menguntungkan karena kebal inflasi, lantaran harga tanah naik terus. Ia menghitung, imbal hasil menjual properti rata-rata 20% per tahun. Sedangkan imbal hasil apartemen sewa di pusat bisnis sebesar 12%-17% per tahun, dan imbal hasil ruko per tahun sekitar 3%.
Nah, mau pilih yang mana?
(dikutip dari Kompas.com)